Seni Budaya

Spirit Literasi, Indonesia Buku Gelar Apsas Bertajuk ‘Parade Obrolan 10 Karya dalam Semalam’

pada

Glondong (Jarrak.id) – Radio Buku atau Yayasan Indonesia Buku menggelar acara Apresiasi Sastra (Apsas) yang ke-11 tepat pada Hari Buku Internasional yang jatuh pada setiap 23 April. Acara tersebut digelar di halaman Yayasan Indonesia Buku, Jalan Sewon Indah No. 1 Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, pada Senin (23/4/2018).

Apsas merupakan agenda tahunan yang rutin diadakan Indonesia Buku. Awalnya, kelompok diskusi di mailing list yang dimotori oleh Sigit Susanto, sekira sejak tahun 2007 lalu. Kali ini, acara Apsas ke-11 mengusung tema ‘Parade Obrolan 10 Karya dalam Semalam’.

Sementara karya yang diobrolkan oleh beberapa tokoh, baik penyair tua dan muda pilihan panitia tersebut, meliputi esai, puisi, novel, kumcer, dan terjemahan.

Esai yang dibahas kali ini berjudul ‘Dongeng Panjang Literasi Indonesia-Yona Primadesi’ dengan pembicara Dwi Cipta. Sedangkan esai yang berjudul ‘Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia-Nurel Javissyaqy’ dibahas oleh Aguk Irawan yang dimoderatori oleh Ahmad Naufel.

Selanjutnya, antologi puisi berjudul ‘Perempuan dalam Semedi Tanpa Dupa-Evan YS’ dibahas oleh Yoseph Yapi Taum. Antologi puisi kedua, ‘Kotak Cinta-Shiny Ane Elpoesya’ dibahas oleh Fitriawan Nur Indrianto yang dimoderatori oleh Dian Dwi Anisa.

Kemudian, Novel yang juga dipilih oleh panitia berjudul ‘Darah Muda-Dwi Cipta’ yang dibahas oleh Yona Primadesi. Sayangnya, Yona tidak bisa hadir dan kemudian diganti oleh salah panitia dan penulis muda, Safar Banggai.

Novel kedua berjudul ‘Ini Kali Tak Ada yang Mencari Cinta-Sergi Sutanto’ yang dibahas oleh Prima Sulistya. Agus Mulyadi memimpin jalannya acara itu.

Kumcer yang dikaji bejudul ‘Daun-Daun Jatuh yang Menghapus Luka-Darju Prasetya’ oleh Akhiriyati Sundari. Kumcer kedua ‘Pesawat Kertas-Noor H. Dee’ dipercayakan kepada Evan Ys sebagai pematik disikusi dengan moderator Suhairi Ahmad.

Pada buku terjemahan, judul ‘Dua Puluh Puisi Cinta dan Satu Nyanyian Putus Asa Pablo Neruda’, terjemahan Saut Situmorang dibahas oleh penyair muda Alfin Rizal. Terjemahan kedua berjudul ‘Percakapan dengan Franz Kafka Gustav Janouch’ terjemahan Sigit Susanto dibahas oleh An Ismanto dengan pemandu Fair Naza.

Acara tersebut dimulai sejak pukul 18.30 dan berakhir pukul 23.59 WIB. Karena itu, Yayasan Indonesia Buku yang lahir pada 2011 dan secara hukum resmi pada April 2006 ini, ramai oleh para penikmat buku, utamanya para penyair, cerpenis, novelis dan kritikus sastra.

Penulis sekaligus pengurus Indonesia Buku Safar Banggai mengatakan, pembicara dan moderator pada kegiatan itu tidak digaji selain buku yang telah disediakan penitia. Begitu juga, peserta yang hadir meramaikan acara dan bertanya kepada pemateri, akan mendapat doorprize satu buku yang telah disediakan di sekitar panggung diskusi.

“Apsas dan Yayasan Indonesia Buku tersebut sangat penting untuk nafas literasi, perbukuan, dan sastra Indonesia untuk selalu dibicarakan atau didiskusikan. Terus dan terus berkelanjutan,” tegas Safar melalui pesan daring. (MUAFIQUL KHALID MD)

 

Sumber: Artikel Tahun 2018 Jarrak.id

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X