Bumi Panggung

Kebudayaan adalah salah satu modal sosial yang bermanfaat sekaligus menjadi media pembelajaran untuk menciptakan kebersamaan, kerukunan, kedamaian, kerjasama, dan modal peningkatan serta menggali potensi diri. Dengan demikian, dinamika sosial akan selalu tumbuh bersamaan dengan pembangunan manusia melalui kebudayaan.

Didasarkan atas kesadaran akan hak dan kewajiban dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, sudah sepantasnya kita ikut serta dalam pengembangan dan pelestarian kebudayaan nasional Indonesia. Khususnya kebudayaan yang berada di lingkungan Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bumi Panggung sendiri merupakan sebuah akronim dari budhaya minangka paugeran kang adiluhung dan mengandung makna bahwa semua peraturan serta produk hukum (pranatan dan paugeran) yang berlaku bermuara pada budaya lokal dan dilestarikan di Desa Panggungharjo.

Panggungharjo merupakan daerah suburban yang dilewati sumbu filosofi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sumbu filosofi itu menjadi situs simbolis yang membelah sepanjang wilayah desa. Di ujung utara desa teladan nasional ini, Gedong Panggung/Kandang Menjangan (Panggung Krapyak) berdiri kokoh menjadi situs penting peninggalan Mataram. Semantara di batas paling selatan ditandai dengan adanya situs Yoni, yang menjadi simbol kesuburan masyarakat Mataram. Dengan ketiga situs inilah, kebudayaan tumbuh subur di desa yang terletak di bibir Jalan Lingkar Selatan ini.

Sementara kehadiran Panggung Krapyak menyimbolkan bahwa Panggungharjo bukan hanya sebagai lumbung padi di masa lalu, melainkan juga pusat olahraga jemparingan, panahan, dan berburu. Hingga saat ini, jemparingan dan panahan masih dilestarikan.

Berada di wilayah perbatasan antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, serta terdapat kampus Institut Seni Indonesia, membuat pergerakkan budaya di Panggungharjo cukup dinamis. Tak ayal jika banyak yang menyebut bahwa desa yang dipimpin oleh Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt., ini juga menjadi lumbung kebudayaan.

Lumbung kebudayaan memiliki tujuh unsur ekspresi budaya, yaitu bidang seni rupa, seni pertunjukkan, bahasa dan sastra, kuliner, pengobatan tradisional, warisan budaya, tata ruang, bangunan, dan lingkungan, serta permainan tradisional, adat, dan tradisi. Ketujuh ekspresi budaya tersebut tersebar di 14 pedukuhan dan mewadah dalam satu Lembaga Desa Budaya Bumi Panggung. Lembaga ini dibentuk pada tanggal 7 Agustus 2016, berkedudukan di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Terwujudnya desa budaya Bumi Panggung yang menjaga keselamatan dan kelestarian budaya, mencerdaskan spiritual dan emosional, menegakan keteraturan, persatuan dan kesatuan, terpadu, dinamis, percaya diri, dan bertanggungjawab.

Adapun tujuan didirikannya Bumi Panggung, yaitu :

  1. Menggali, melindungi, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan sehingga memperkuat karakter dan identitas masyarakat Desa Panggungharjo.
  2. Menjadikan kebudayaan sebagai salah satu tatanan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.
  3. Melestarikan dan meningkatan ekspresi dan apresiasi seni budaya masyarakat Panggungharjo dengan menyelenggarakan event budaya.
  4. Mendorong dan mengembangkan kegiatan industri pariwisata berbasis budaya dan industri penunjangnya.
  5. Menjalin kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga kebudayaan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional
  6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan kesempatan dan lapangan kerja, serta pendapatan asli desa.

Pengelola Harian

Ketua & Wakil Ketua

Ketua

Fairuzul Mumtaz

Wakil Ketua

Nurrohmad

Sekretaris

Sekretaris I

Nur Afifah

Sekretaris II

Endah Fitri Untari

Bendahara

Bendahara I

Mamluatul Fuadiyah

Bendahara II

Avis Priyati

Humas

Ari Setyo Wibowo

Angga Wahyu Kusumawardana

Nava Anggita Ardiana

Divisi Media Komunikasi & Informasi

Fajar Irvan Rifa’i

Muhammad Ivan Awandi Rasyid

Farra Andriyani

Divisi Riset & Pengembangan

Fauzi Kurnia Djati

Kenny Yassar Gunanto

Alvin Noor Laksono

Anggota

Fajar Budiaji

Diah Saptarini Mayasari

Hosni Bimo Wicaksono

Della Febrina Yayan Putranti

Jamilludin

Junaidi Imfat

Social Media Channel

X