Keamanan & Ketertiban

Ketika Anak-anak TK Belajar Lalu Lintas di Mapolres Bantul

pada

Bantul (Tribunjogja.com) – Puluhan anak-anak TK tampak berlarian gembira di halaman Mapolres Bantul, Selasa (27/8/2019). Mereka tampak tidak canggung untuk bermain dan belajar bersama polisi. Sesekali anak-anak itu bertingkah lucu dan menggemaskan. Mereka berguling-guling di rumput.

Dua orang polwan dari unit pendidikan dan rekayasa (Dikyasa) Satlantas Polres Bantul, Bripda Satiya dan Bripka Roli Purwanti sigap mengawasi tingkah mereka.

“Ayok anak-anak siapa yang mau sticker,” teriak Bripda Satiya. Spontan, puluhan anak-anak itu berlarian mendekat. Satu persatu mengangkat tangan, meminta sticker.

Pagi itu, sebanyak 40 anak-anak dari TK PKK 117 Geneng, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul bersama orangtua dan guru berkunjung ke Mapolres Bantul dalam program polisi sahabat anak (PSA). Mereka belajar tentang lalu lintas. Mulai dari pengenalan rambu-rambu lalu lintas, cara menyeberang jalan hingga bagaimana cara menggunakan helm dengan baik dan benar saat berkendara.

“Kita ajarkan yang dasar-dasar, tentang lalu lintas kepada anak-anak,” kata Bripda Satiya, kepada Tribunjogja.com.

Menurut dia, pendidikan lalu lintas kepada anak sejak usia dini sangat penting. Karena anak-anak akan lebih mudah mengingat. Seperti misalnya, anak diajarkan berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor, maka harus memakai helm ataupun lampu merah maka wajib berhenti. Anak-anak dengan mudah akan mengingat itu.

“Suatu ketika mereka diboncengin orangtua dan kebetulan orangtua melanggar. Maka anak akan mengingatkan. Kalau anak yang mengingatkan, orangtua pasti malu,” terang dia.

Lebih lanjut, ditambahkan Bripka Roli Purwanti, polisi sahabat anak merupakan wujud nyata kepedulian dari kepolisian kepada masyarakat terutama anak-anak. Unit Dikyasa dari Satlantas Polres Bantul, menurutnya akan dengan senang hati memberikan penyuluhan, pembinaan dan pendidikan kepada anak-anak.

“Sehingga sejak usia dini tertanam sikap tertib berlalu lintas,” ujar dia. (Ahmad Syarifudin)

Sumber: Artikel tahun 2019 jogja.tribunnews.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X