Sambung Rasa

Sosialisasi Sejarah Panggung Krapyak

Oleh

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Panggung Krapyak atau yang sering juga disebut Kandang Menjangan konon merupakan tempat berburu menjangan atau kijang. Ada pula yang menceritakan bahwa situs tersebut merupakan salah satu benteng pertahanan pada masa penjajahan Belanda. Cerita mengenai Panggung Krapyak memang masih kerap didengar dengan berbagai versi. Masyarakat sekitar pun masih bertanya-tanya, manakah cerita yang valid mengenai aset bersejarah ini.

Senin (26/08/2019), Dinas Kebudayaan Bantul menyelenggarakan sosialisasi sejarah mengenai Panggung Krapyak.  Sekitar pukul 08.30 WIB, sosialisasi dimulai dan diawali dengan sambutan oleh Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt. selaku Lurah Desa Panggungharjo serta Nugroho Eko Setyanto, S.Sos., M.M. selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul.

Dimoderatori oleh Suwandi Suryakusuma, S.S., acara inti sosialisasi diawali dengan paparan oleh Dra. Tri Hartini dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB).

Tri Hartini yang merupakan alumni Fakultas Sastra UGM, jurusan Arkeologi ini memberi paparan mengenai struktur cagar budaya, tujuan pelestrarian cagar budaya, serta cara pemeliharaan cagar budaya. Paparan tersebut sesuai dengan UU RI No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Tri Hartini juga menuturkan bahwa bangunan bersejarah dapat didaftarkan agar menjadi situs cagar budaya.

Setelah paparan mengenai cagar budaya, sosialisasi dilanjutkan dengan pembukuan situs-situs bersejarah. Prof. Suhartono selaku narasumber yang kedua. Dalam acara sosialisasi ini, Prof. Suhartono menuturkan pentingnya sejarah dibukukan.

Materi lebih mendalam dibahas oleh narasumber ketiga, yaitu Rama Projo Swasono. “Saat kecil saya sering keluar masuk di Panggung Krapyak.” tutur Rama Projo mengawali cerita.

Rama Projo yang berkediaman di Krapyak Kulon ini menceritakan cerita-cerita mengenai Panggung Krapyak yang beredar di masyarakat sekitar. Banyak pula mitos-mitos tentang keangkeran Panggung Krapyak yang masih dipercaya masyarakat.

Peserta sosialisasi yang terdiri atas tokoh masyarakat se-Kecamatan Sewon, serta pamong desa se-Kecamatan Sewon, pegiat budaya, serta Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung” sangat antusias dalam acara ini. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada narasumber. Akan tetapi, berhubung adzan dzuhur sudah berkumandang, acara sosialisasi diakhiri. (Fif)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X