Pendidikan

Wisuda TKIT BAIK, Peran Guru Butuh Kesabaran Ekstra

pada

Panggungharjo (KRJogja.com) – TKIT Bina Anak Islam Krapyak (BAIK) Bantul menyelenggarakan kegiatan wisuda dan pelepasan siswa tutup tahun pelajaran 2018-2019. Acara ini dilaksanakan di Gedung Pertemuan Balai Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Rabu (19/6/2019).

Menurut Dewi Khoironi, selaku kepala sekolah TKIT BAIK, kegiatan ini juga dihadiri K.H. Wasilan selaku sesepuh yayasan, para pengelola dan komite sekolah, para wali santri serta wisudawan TKIT BAIK yang mencapai 250 orang.

“Wisuda tahun ini merupakan wisuda yang terbanyak, karena diikuti 59 santri atau wisudawan yang semuanya lulus dengan memuaskan. Karena meskipun masih TK para wisudawan telah mampu menghafalkan separuh lebih Juz 30, hafal Asmaul Husna dan ayat-ayat pilihan, “ ujar Dewi Khoironi.

Sedangkan untuk pemberian sertifikat kelulusan para wisudawan dalam acara tersebut dilakukan oleh Drs. Yusuf Hamdani, M.Si. selaku ketua pengelola TKIT BAIK, Nur Hidayat, M.Si. selaku sekretaris pengelola dan Sri Jauhar Qomariyah sebagai wakil sekretaris pengelola TKIT BAIK.

Wakil ketua yayasan TKIT BAIK yaitu Drs. H. Taufik Damisi, M.M. pada acara tersebut mengatakan bahwa peran guru dalam mencetak peserta didiknya di level pendidikan terendah seperti TK sangat membutuhkan kesabaran yang ekstra. Menurut Taufiq, hal tersebut dirasa perlu karena mendidik anak di usia dini sangatlah tidak  mudah. Selain kesabaran, guru dituntut untuk lebih telaten dan tampil ‘cantik’ agar anak didik menjadi senang dan betah di sekolah. Ini perlu diupayakan karena anak seusia TK bisa aktif masuk dan merasa senang di sekolahnya menjadi salah satu indikator dari keberhasilan atau peran para guru.

“Selain itu peran guru TK di era milenial ini dituntut untuk lebih inovatif, kreatif dan terampil agar bisa berhasil mendidik dalam penguasaan ilmu agama dan pengetahuan umum. Apabila guru bisa berhasil memainkan perannya, tentunya akan mendapatkan simpati yang luar biasa dari masyarakat luas,” ungkap Taufik Damisi.(Rar)

Sumber: Artikel tahun 2019 krjogja.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X