Kunjungan

Desa Panggungharjo Jadi Kandidat Desa Mandiri Budaya

Oleh

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Biro Bina Mental Spiritual Sekretariat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan audiensi (kunjungan) ke Desa Panggungharjo pada hari Rabu, (24/07/2019). Audiensi ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai program kegiatan serta potensi desa budaya.

Selain ke Desa Panggungharjo, tim juga melakukan kunjungan ke sembilan desa budaya yang menjadi kandidat usulan desa mandiri budaya. Desa Mandiri Budaya sendiri merupakan desa yang menyandang berbagai predikat sekaligus, antara lain yaitu desa budaya, desa wisata, desa prenuer, desa ketahanan pangan, dan desa siaga bencana.

Sebelum pukul 09.00 WIB, tim audiensi sudah hadir ke Balai Desa Panggungharjo. Setelah acara dibuka oleh Fairuzul Mumtaz selaku Ketua Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung, Tim audiensi dipersilakan memeriksa berkas-berkas desa budaya, berupa Surat Keputusan (SK), Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Kegiatan, laporan anggaran, dan lain sebagainya.

Setelahnya, Lurah Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt., memberikan paparan mengenai kondisi Desa Panggungharjo. Wahyudi juga memaparkan bahwa Desa Panggungharjo memiliki Swadesa (Swalayan Desa) yang memasarkan produk hasil produksi masyarakat Desa Panggungharjo.

Sebagai desa budaya, Desa Panggungharjo sedang berupaya memperkuat literasi, yaitu penyampaian nilai atau informasi kepada masyarakat. Sebagai contoh, ketika mengadakan merti desa, nilai filosofi haruslah diliterasikan kepada masyarakat agar masyarakat bisa memahami maknanya. Tidak sekedar ikut-ikutan atau menonton semata.

“Karena Desa Panggungharjo termasuk dalam wilayah sub-urban, kalau tidak dikuatkan literasinya, tidak akan ada transfer knowledge-nya.” tutur Fairuzul Mumtaz.

Kondisi sosial Desa Panggungharjo yang termasuk wilayah sub-urban juga mendorong Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung” untuk lebih memanfaatkan teknologi. Fauzi Kurnia Djati, salah satu anggota Bumi Panggung memaparkan konsep pembuatan aplikasi yang memuat informasi mengenai berbagai macam potensi budaya yang ada di Desa Panggungharjo.

Pemaparan dari Desa Panggungharjo ditutup dengan paparan dari Anto Sukanto selaku pendamping desa budaya Desa Panggungharjo mengenai pengalamannya selama mendampingi desa.

“Dalam mendampingi Panggungharjo, banyak tantangan yang tidak saya rasakan saat mendampingi desa lain sebelumnya. Di sini lebih intens diskusi, nilai atau value nya dipikirkan betul dalam mengonsep sebuah acara.” ungkap Anto Sukanto. (Fif)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X