Event

Sinau Bareng Cak Nun

Oleh

pada

“Sinau sak mampune.  Guyonan sak kemenge. Seduluran sak lawase, “kata pembawa acara prolog malam puncak Festival Kebudayaan Mataraman Mesem Marem, Ahad kemarin (02/07/2023) dengan tagline desa adalah masa depan dunia. Acara yang diberi judul: Sinau Bareng Cak Nun- bersama Emha Ainun Najib-yang akrab dipanggil Mbah Nun dan Kyai Kanjeng ini, menarik untuk dikaji tentunya  dengan kehadiran  jama’ah maiyah di seluruh Indonesia baik yang datang langsung (offline) maupun yang melihat melalui streaming (online) via chanel youtube Kalurahan Panggungharjo. Acara tersebut digelar guna mensyukuri nikmat Allah SWT khusus untuk Kampoeng Mataraman yang genap berusia 6 tahun. Ada beberapa media mewartakan agenda Festival Kebudayaan Mataraman Mesem Marem sebagaimana link media sebagai berikut: https://radarjogja.jawapos.com/news/651708453/festival-kebudayaan-mataraman-targetkan-delapan-ribu-pengunjung, https://seremonia.id/umum/festival-kebudayaan-mataraman-menghadirkan-keseruan-budaya-dan-hiburan-yang-menggugah-di-yogyakarta/, https://www.panggungharjo.desa.id/festival-kebudayaan-mataraman-2023-mesem-marem/.

Mbah Nun memulai dengan sebuah permintaan pembacaan QS Al- Fatihah 3x, QS Al-Ikhlas, QS Al-Falaq dan QS An-Nas masing-masing 1 X secara berjama’ah dengan tujuan untuk dibukakan secara luas untuk menerima ilmu dari Panggungharjo, dari Pak Lurah. Agar jama’ah bisa sambung, pelan-pelan agar seluruh hikmah dari Panggungharjo menjadi hati kita, menjadi jiwa kita, menjadi mental kita, menjadi kerja keras kita bagi semua yang hadir di Kampoeng Mataraman. Mbah Nun berpesan: Hadirkan Panggungharjo ke dalam hatimu, ke dalam keluargamu, ke dalam rumah tanggamu menuju masa depanmu semua.

Lebih lanjut Mbah Nun menambahkan tentang tafsir QS Al-Ikhlas (Qulhuwallahu ahad) inti pokok bahwa  pusat hidup kita adalah Allah SWT. Ilustrasinya berupa ada gambar kecil dan ada gambar besar. Gambar kecil itu ibarat minuman: ada gelas atau cangkirnya, lepek dan minumannya. Juga ada meja untuk menyuguhkan. Kalau lebih besar: ada rumahnya tempat kita menyuguhi tamu. Ada kampung atau desa tempat rumah kita didirikan. Kalau gambar agak lebih besar lagi, misalnya negara, ada rakyatnya, ada pemerintahnya, ada landasan kekayaan bumi dan alamnya, ada pengusaha dan konglomeratnya, ada kaum cendekiawannya, ulama, olahragawan dan lain-lain. Kita dan Panggungharjo berfikir dengan gambar besar, kalau perlu gambar maha…karena prestasinya, terobosan pardigma, dan terobosan fenomenalnya sehingga Panggungharjo menjadi sumber pengetahuan bagi desa-desa di nusantara. Bahkan bagi Pemerintah atau Negara Indonesia. Di Desa Panggungharjo lengkap, kita ini juga berinteraksi dengan para Nabi, Rasul, Malaikat dan Allah SWT. Jangan lupa ada juga ujian yang datang dari iblis, setan, dajjal, ya’juj dan ma’juj.

Selanjutnya tafsir QS Al Falaq, memohon perlindungan kepada Allah yang menguasai waktu subuh dan fajar. Bahwa kita harus melihat segala sesuatu secara lengka. Ketika ingat rambut juga harus ingat kepala. Ketika ingat hidung harus juga ingat wajah. Makhluk ciptaan Allah banyak yang jahat. Waktu gelap mempunyai arti segala macam yang ada penggelapan. Sihir artinya bahwa saat ini kita hidup dalam dunia maya. Sihir globalisasi. Sihir internet. Sihir media sosial. Sihir Tiktok dan lain sebagainya. Melihat panggungharjo yang maju, karena prestasinya, karena terobosan pardigma, dan terobosan fenomenalnya maka ada yang iri dengki terhadap kemajuan Desa Panggungharjo.

Masih menurut Mbah Nun, bahwa Al Qur’an terdiri dari 3 macam: Pertama, Al Qur’an yang diwahyukan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad serta dituliskan dan dijadikan mushaf pada zaman Khalifah Ustman bin Affan. Kedua, ALQur’an yang ada di alam semesta. Dan ketiga, Al Qur’an yang ada di dalam hati (diri) kita masinmg-masing. Pak Lurah, merupakan contoh Al Qur’an berjalan.  Karena Pak Lurah membangun Desa Panggungharjo dengan cintanya kepada warganya dan cintanya kepada lingkungan (alam). Berpedoman pada sumpah dan janji ketika dilantik menjadi Lurah.

Terakhir tafsir QS An-Naas, berlindung dari Tuhannya manusia, Rajanya manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syetan ke dalam dada manusia, dan dari jin dan manusia. Maka jagalah keluargamu , istri dan anakmu dari bahayanya menggunakan HP. Bacalah Al Qur’an kamu masing-masing. Bagaimana cara membacanya?  Yaitu dengan mengimplementasikan salah satu ajaran dari Al Qu’an dalam kehidupan kita masing-masing seperti yang dilakukan oleh Lurah Panggungharjo (JND).

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X