Event

Limbah Daun Menjadi Karya, Workshop Batik Eco Print

pada

Workshop Batik Ecoprint mengawali rangkaian acara di Festival Kebudayaan Mataraman. (01/07/2023). Lokakarya tersebut memadukan antara pengelolaan sampah dan kesenian. Hal itu disebabkan karena karena membutuhkan keterampilan untuk membuat batik dari limbah dedaunan.

Acara ini berlangsung di kompleks Kampung Mataraman dalam Festival Kebudayaan Mataraman. Acara di bersamai oleh Dwi Hening Jayanti, dimulai pada pukul 09.00. Selama lebih dari satu jam, peserta dibekali pengetahuan mengenai teknik pembuatan batik ecoprint, dan mereka diajak untuk membuat batik dari bahan daun-daun yang telah disiapkan.

Peserta dari beragam usia turut meramaikan acara ini. Dian Novianti salah satu peserta yang mengikuti kegiatan ini mengaku sangat antusias dengan Lokakarya ini. “Acara ini seru, selain menambah pengetahuan, juga menambah wawasan akan penggunaan limbah daun yang ternyata bisa jadi batik”, ungkap mahasiswa Amikom yang berasal dari Lampung ini. Ia juga berharap acara semacam ini terus selalu berkembang.

Dwi Hening Jayanti selaku pendamping Workshop Batik Ecoprint juga Bahagia sebab banyak peserta yang antusias. Ia mengakui bahwa banyak peserta yang secara teknis masih awam akan hal ini. Terlebih mereka yang hidup di perkotaan. Sebab materi daun yang susah dicari, seperti daun pupus, jati, dan jinitri.

Ia juga turut menambahkan bahwa ecoprint sebenarnya teknik yang sederhana dan bisa dipelajari oleh siapapun bahkan lewat internet. Ia juga berharap bahwa, teman-teman yang telah mengikuti workshop ini tidak hanya berakhir di sini saja, tetap terus di kembangkan. Tidak lupa Ibu Dwi  juga turut mengapresiasi acara Festival Kebudayaan Mataraman. Sebagai pegiat batik ecoprint sekaligus pelaku UMKM ia merasa bahagia terlibat dalam acara kali ini.

“Saya mengapresiasi acara ini dan semoga bisa terus menerus menjadi wahana promosi, sebab banyak UMKM yang terlibat di sini”. Tutur Dwi Hening Jayanti. (Raafi)

Tentang Eka Birawan

kadang kesendirian lebih berharga, ketimbang kebersamaan yang tidak independent

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X