Buku

Long Distance Relationship

Oleh

pada

Relationship kerap kali dimaknai sebagai pacaran oleh kaum remaja. Kalau menurut anda, relationship tidak melulu pacaran ya monggo sah-sah aja. Saya sengaja memuat artikel dengan tema relationship ini dari kaca mata seorang remaja, bukan dari kaca mata  perusahaan atau pemerintah. Bukan pula dari kaca mata bisnis atau organisasi tertentu. Sekali lagi, artikel ini  merupakan sebuah kontemplasi pemikiran remaja desa yang saat ini sedang aktif-aktifnya  sebagai pengurus lembaga Pusat Informasi dan Konseling  Remaja (PIK-R).

PIK-R merupakan wadah kegiatan program Generasi Berencana (GENRE) yang dikelola dari, oleh, dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya. Terkait tema relationship ada istilah Long distance relationship (LDR) atau hubungan jarak jauh. Berikut tulisan Shayra Alifyana Hafidz, ketua PIK-R Padukuhan Krapyak Kulon, Kalurahan Panggungharjo yang menurut saya layak untuk dijadikan referensi bacaan sekaligus pengetahuan bagi semua remaja saat ini.

“Jarak tidak memisahkan cintaku kepadamu wahai sayangku,” kata teman saya saat tak sengaja mendengar mereka teleponan. Kami hanya berdua dan sedang keluar bersama rasanya hawanya dingin, entah karena cuaca entah karena saya melihat mereka bermesraan.

Tulisan kali ini seputar hubungan lagi karena ada beberapa sub bab yang ingin saya bahas di segmen relationship. Nggak akan terlalu berat nggak akan terlalu teoritis jadi enjoy aja!

Long distance relationship (LDR) pasti sering banget dilakukan oleh remaja yang mempunyai pacar di luar kota atau luar wilayah yang tidak memungkinkan mereka untuk ketemuan bahkan sekadar malam mingguan. Ya bagus sih jadi nggak bikin macet AlunAlun Kidul hahaha… nggak, bercanda.

Saya enggak tahu bagaimana istilah LDR atau sejarah LDR pertama kali muncul jadi ya enggak bisa menjelaskan ke kalian juga opini saya terkait LDR ini.

Kalau saya bilang—meski saya enggak pernah merasakan LDR—kunci LDR ada di komunikasi dan saling percaya. Layaknya pasangan biasa pada umumnya sih bedanya LDR lebih dibanyakin aja rasa percayanya.

Kenapa Seseorang Mau LDR

Saya yakin jawabannya variatif tergantung siapa yang menjawab. Berhubung yang nulis saya maka saya bisa katakan “Ya kenapa juga enggak mau?”

Di dunia kita yang semakin mobile dan terhubung, kita memiliki kesempatan untuk bertemu dan belajar dari orang-orang dari seluruh dunia. Dan dengan kesempatan ini datang lebih banyak kesempatan untuk menemukan cinta, terkadang ribuan mil jauhnya dari rumah.

Hubungan jarak jauh (LDR) dulunya merupakan sebuah anomali, seringkali terjadi belakangan pada pasangan yang sudah mapan. Satu anggota harus pindah untuk studi, pekerjaan, atau dinas militer, dan hubungan harus beradaptasi dengan perubahan ini.

Tapi saat ini, kita bisa jatuh cinta dari kejauhan juga. Dengan internet, lebih mudah untuk menjalin hubungan, romantis atau lainnya, bahkan sebelum melihat orang lain “dalam kehidupan nyata”, atau IRL.

Orang yang memutuskan untuk LDR pasti sudah memikirkan matang-matang mengenai keputusannya toh nggak semua pasangan LDR ketemunya di dunia maya. Ada yang karena kuliah mereka terpisahkan jarak, ada yang karena bekerja, ada yang karena merantau kembali ke kampung halaman.

Orang yang LDR ini mentalnya kuat lho. Mereka biasa saja dibilang pacaran kok virtual sama teman temannya meski ujaran tersebut disebutkan setiap hari tanpa absen. Saya aja sampai heran sama teman saya yang menjalani hubungan LDR sehingga saya memutuskan untuk bertanya. Teman saya akhirnya menjawabnya dengan “Orang LDR mentalnya keren”.

Pacarku Setia Enggak Ya?

“Apakah dia layak untuk ditunggu?”

“Apakah dia merasakan hal yang sama denganku?”

“Aduh teman ceweknya satu kota kalau mereka hangout bareng gimana?”

Saya tahu, dari sebagian kalian yang merasakan LDR pasti terbersit beberapa kekhawatiran di atas kan meski nggak sepersis atau selebay yang saya tulis? Iya wajar karena kalian lagi enggak bersama jadi prasangka prasangka yang muncul terus saja mengusik juga mengujimu untuk selalu overthinking soal pasangan. Malahan bagus sih jadi ada bahan buat berantem hehe… enggak enggak maafin saya.

Serunya LDR itu masing masing orang yang menjalankan akan saling menduga duga soal bagaimana pasangannya bersosialisasi di sana, dengan siapa ia makan siang, bagaimana kehidupan kuliahnya hari itu, dan lain sebagainya.

Kita jadi ada bahan untuk kepikiran dan ada bahan untuk meyakinkan satu sama lain. Hubungan kalau flat aja mah enggak asik. Nggak ‘berkesan’ deh rasanya.

Yang jadi masalah sih kamu jangan keseringan overthinking. Hanya karena saya bilang asik bukan berarti kamu setiap hari menghujani pacarmu dengan pertanyaan jebakan seperti

“Kamu sedang jalan dengan siapa?”

“Kok tumben enggak sama si A, biasanya bareng”

“Aku kemarin ngeliat mantanmu lagi di kota A!”

Yah bukannya merekatkan yang ada bubar kalau begini caranya.

Alasan Kenapa Kamu Harus Mencoba LDR!

Pertahankan Level Head dan Bekerja untuk Menyelesaikan Masalah Kepercayaan

Meskipun berkomunikasi secara teratur dengan pasanganmu akan memperkuat hubungan jarak jauh, kamu juga perlu menjaga keseimbangan selama periode di mana kamu nggak saling kontakan. Ketidakhadiran dapat menciptakan perasaan tidak aman dan paranoia yang serius, terutama jika pasanganmu telah pindah untuk tujuan pekerjaan dan bersosialisasi dengan teman dan kolega baru. Karena itu, kamu perlu menghadapi masalah kepercayaan apa pun yang muncul, dan menyelesaikannya melalui komunikasi yang jujur ​​dan langsung dengan pasanganmu.

Pahami Tujuanmu LDR

Berhasil dalam hubungan jarak jauh menuntut rasa jaminan dan keamanan yang tinggi, karena jika tidak, kamu akan terus-menerus mempertanyakan komitmen dan niat jangka panjang pada pasangan. Pada akhirnya, kamu harus memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan romantis dan profesional ketika LDR, sambil juga meluangkan waktu untuk memahami tujuan pasanganmu. Ini memastikan bahwa hubungan kalian akan memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup, sementara itu juga menegaskan bahwa kalian memiliki tujuan yang sama dalam pandangan hidup dan cinta.

Aktif Bersosialisasi

Bagimu mungkin pasanganmu telah menjadi pusat kehidupan sosial, tetapi ini tidak berarti bahwa kamu harus menjadi pertapa yang menghabiskan waktu mereka menunggu di telepon nggak ngapa-ngapain. Faktanya, penting untuk tetap aktif dan berkomitmen untuk menikmati kehidupan sosial yang sibuk bahkan setelah kalian LDR. Ini akan sangat membantu proses perpindahan, selain itu juga membantu kamu mempertahankan perspektifmu terhadap hubungan ini dan tetap positif tentang situasi kalian.

Ingat Alasan Mengapa Anda Menjalin Hubungan dengan Pasangan Anda

Saat berhadapan dengan masalah kepercayaan, kamu juga harus tetap fokus pada hubungan dan alasan mengapa kamu mau terlibat secara romantis dengan pasangan sejak awal. Dengan mengingat kenangan unik dan perasaan cinta yang mendasari hubungan kalian, kamu dapat dengan cepat menenangkan pikiran dan meniadakan keraguan yang mungkin ada dalam pikiranmu. Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa jarak tidak secara otomatis mengubah perasaan atau karakteristik pribadi seseorang.

Setelah tahu, ternyata LDR nggak semenakutkan yang dikira ya? Bahkan LDR juga bisa bertransformasi menjadi hubungan yang sehat, saling menguntungkan, produktif, dan hal menarik lainnya!

 

Tips Supaya LDRmu Makin Awet!

-Pertama-tama, terhiburlah dengan mengetahui bahwa hubungan jarak jauh benar-benar dapat berhasil. Faktanya, sebagian besar pasangan menemukan diri mereka terpisah secara geografis di beberapa titik selama hubungan kencan atau pernikahan mereka.

-Berkomunikasi sebanyak (atau sesedikit) mungkin.

-Bagi mereka yang menjalani hubungan jarak jauh, mencurahkan waktu luang yang luas untuk mengejar ketinggalan bisa menjadi hadiah yang luar biasa— selama kalian berdua berada di langit yang sama tentang hal itu.

-Sering-sering memberikan ungkapan sayang. Saat berbicara lewat telepon, beri tahu pasangan betapa kamu sangat mencintai dan menghargai hubungan kalian. Dan jika kamu merasa tidak yakin tentang hubungan kalian, jangan takut untuk meminta kepastian pada diri sendiri atau ke pasangan. “Aku mencintaimu dan berharap kita bisa bersama hari ini,” adalah hal yang indah untuk dikatakan dan juga untuk didengar.

Jadi sekian pembahasan saya tentang LDR. Meski saya enggak pernah LDR tapi sepertinya seru juga LDR ya… hope you enjoy it, bye!.

Saya jadi teringat konten sebuah video dalam aplikasi tiktok yang mengatakan bahwa: “LDR  keras bos, yang dekat aja bisa bohong, apalagi yang jauh bisa booking” (JNT).

Narasumber:

Shayra Alifyana Hafidz, Ketua PIK-R Padukuhan Krapyak Kulon, Kalurahan Panggungharjo

 

Tentang Junaedi

Penulis esai. Penulis Buku Cuitan Wong Ndeso. Bekerja sebagai staf PSID, yang membawahi PCL.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X