Tokoh

Wawancara Dengan Yuhani, Calon Bidan Teladan Dari Ngireng-Ireng

pada

Ngireng-ireng (Jurnalis Warga Panggungharjo) – Di antara euforia penilaian pemilihan tenaga kesehatan teladan di Puskesmas tingkat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, muncullah nama Yuhani, A.Md. Keb. Wanita yang kesehariannya bertugas di bagian Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA) di Puskesmas Sewon II inilah yang menjadi aktrisnya. Mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing lagi dengan bidan Yuhani, tetapi bagi sebagian orang mungkin ada yang belum mengenal lebih jauh siapa bidan Yuhani dan bagaimana kiprahnya di Puskesmas Sewon II maupun di masyarakat Desa Panggungharjo, dan khususnya bagi masyarakat di Pedukuhan Ngireng- ireng.

Berikut ini wawancara Jurnalis Warga Desa Panggungharjo, dengan bidan Yuhani pada Minggu (1/5/2016) di Nengahan RT 04, Pedukuhan Ngireng-ireng, Desa Panggungharjo selama kurang lebih satu jam. Selengkapnya simak berikut ini.

Bisa di ceritakan secara singkat, bagaimana awalnya panjenengan terpilih menjadi calon bidan teladan ?

Awalnya, setiap Puskesmas diwajibkan mengirimkan satu bidan yang memenuhi persyaratan untuk dinilai di tingkat Kabupaten. Selanjutnya, untuk Puskesmas Sewon II dari 8 (delapan) bidan yang ada, oleh Bapak Hadi Pranoto, S.KM., M.PH., selaku Kepala Puskesmas Sewon II mengajukan saya.

Apa syarat-syarat yang ditentukan ?

Syarat-syaratnya, telah bekerja di Puskesmas sekurang-kurangnya selama 3 (tiga) tahun, belum pernah terpilih sebagai tenaga kesehatan teladan, dan memiliki prestasi yang dapat diteladani di lingkungan kerjanya.

Kalau boleh jujur, kira-kira prestasi apa yang telah dilakukan panjenengan sehingga Bapak Hadi Pranoto memilih panjenengan?

Wah, kalau itu sebetulnya otoritas Kepala Puskesmas Sewon II. Cuma menurut informasi dari teman-teman sejawat, saya ini yang dapat memobilisasi teman-teman dalam pelaksanaan semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Sewon II. Memang sih, kalau boleh jujur setiap ada kegiatan yang diadakan di Puskesmas, saya sering diberi tugas khusus oleh Kepala Puskesmas Sewon II, bahkan boleh dibilang saya MC tetap di Puskesmas Sewon II.

Setelah panjenengan dipilih oleh Kepala Puskesmas Sewon II, tahapan selanjutnya apa?

Tahapan selanjutnya adalah test tertulis dan wawancara. Dan Alhamdulillah setelah diumumkan hasilnya, dari 28 Bidan se-Kabupaten Bantul yang mewakili masing-masing puskesmas yang terpilih adalah saya.

Kalau boleh tahu, panjenengan lulusan AKBID mana ?

D1 Kebidanan DepKes Yogyakarta dan D3 AKBID Umi Hasanah.

Setelah terpilih menjadi calon bidan teladan di puskesmas tingkat kabupaten, secara otomatis panjenengan mewakili Kabupaten Bantul untuk maju ke tingkat provinsi, langkah apa yang panjenengan lakukan?

Menyiapkan laporan kegiatan tenaga kesehatan teladan. Dalam menyiapkan laporan tersebut saya banyak bertanya kepada Kepala Puskesmas Sewon II, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, teman-teman IBI Kabupaten Bantul, Pemerintah Desa Panggungharjo, Dukuh Ngireng-ireng, dan juga tokoh masyarakat yang terkait dengan keberadaan saya.

Apakah laporan kegiatan tenaga kesehatan teladan sangat menentukan dalam penilaian?

Tentu saja, karena dalam laporan tersebut menunjukkan peran tenaga kesehatan di Puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, tenaga pemberdayaan masyarakat, pemberi pelayanan kesehatan srata pertama, pegawai puskesmas, tenaga kesehatan profesional, anggota masyarakat. Dan ada satu  hal lagi yaitu penilaian administrasi di Puskesmas.

Berkaitan peran bidan sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, dalam peran ini apa yang panjenengan lakukan ?

Yang saya lakukan menjadi pengurus pokja IV PKK Kecamatan Sewon, pengurus Forum Komunikasi Desa Sehat Desa Panggungharjo 2012-2015, pengurus pokja Desa Sehat Desa Panggungharjo 2016-2019, melaksanakan pemantauan PWS KIA Puskesmas Sewon II, melaksanakan pembinaan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sewon II, melaksanakan PSN bersama lintas sektor, melaksanakan koordinasi lintas sektor untuk meningkatkan cakupan BIAS, melakukan pendekatan lintas sektor untuk mengatasi masalah penolakan imunisasi di pondok pesantren bersama tim pembinaan pondok pesantren, melakukan koordinasi dengan Unit Pelayanan Swasta (UPS) yang melaksanakan kesehatan ibu dan anak, melaksanakan pemantauan imunisasi lengkap dalam pencapaian Desa UCI dengan aplikasi SEMINDU, melakukan koordinasi lintas sektoral dan tokoh masyarakat dalam rangka membangun jejaring reproduksi sehat bagi remaja, melakukan otopsi verbal kematian bayi.

Kaitannya dengan tenaga kesehatan profesional apa yang telah panjenengan lakukan?

Menjadi pengurus IBI Cabang Bantul 2008-2014, pengurus IBI ranting tengah Cabang Bantul 2015- sekarang, anggota Bidan Delima, anggota tim verifikasi sarana Bidan Praktik Mandiri dalam pengajuan SIPB wilayah ranting tengah Bantul, panitia kegiatan seminar dan sumpah bidan 29 November 2015, panitia kegiatan workshop Satuan Kredit Profesi (SKP) untuk sertifikasi bidan 12 Februari 2016, anggota tim verifikasi SKP dalam pengajuan Surat Tanda Registrasi (STR) bagi bidan, mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar kaitannya dengan profesi bidan.

Apa tanggapan dari suami dan anak – anak berkaitan dengan peran panjenengan sebagai bidan dalam pemberdayaan masyarakat, terutama soal waktu ?

Suami dan anak-anak, alhamdulillah sangat mendukung peran saya dalam pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Tema apa yang panjenengan angkat menjadi program inovatif dalam penilaian ?

Sesuai dengan judul laporan yang saya buat dan saya paparkan dalam penilaian pemilihan tenaga kesehatan di puskesmas tingkat provinsi, pada hari Rabu, 27 April 2016 yang lalu, yaitu Pemberdayaan Remaja Sehat Dalam Upaya Pencegahan Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) Di Dusun Ngireng-ireng Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

Apa bentuk program inovatif tersebut?

Bentuk program inovatif ini adalah Forum Remaja Sehat disingkat FRESH Pedukuhan Ngireng–ireng, Desa Panggungharjo. Adapun kegiatannya meliputi Senam Yoga, FGD tentang kesehatan, permainan ular tangga, menyanyikan lagu kreatif FRESH. Beranggotakan 25 remaja berusia SMP sampai Mahasiswa yang belum menikah yang berasal dari 7 RT di Pedukuhan Ngireng-ireng. Dalam setiap kegiatan dibantu oleh Mahasiswa dari Akademi Kebidanan Yogyakarta.

Kapan FRESH terbentuk ?

Tepatnya pada tanggal 28 Oktober 2015, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.

Terima kasih atas waktunya dan informasinya, dan semoga menang !

Sama-sama. Aamin atas do’anya

(JUNAEDI)

           

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X