LIPUTAN KHUSUS - PANGGUNG TANGGAP COVID-19

Serba-serbi PTC-19: Melawan Covid-19 dari Sudut Pandang Sepak Bola

pada

Strategi dan Formasi PTC-19

Oleh: Ahmad Mizdad Hudani

Sudah banyak tulisan yang membahas tentang strategi Desa Panggungharjo melawan pandemi COVID-19. Dari yang sekedar status di sosial media sampai artikel di koran maupun media daring. Sependek pemantauan saya, dari semua tulisan tersebut belum ada yang mencoba memandang Panggung Tanggap COVID-19 (PTC-19) melalui kacamata sepak bola. Dengan absennya pertandingan sepak bola selama hampir satu bulan ini, muncul kerinduan aksi-aksi pemain di lapangan hijau. Kerinduan tersebut yang memunculkan keisengan untuk menginterpretasikan PTC-19 ke dalam sebuah taktik pertandingan sepak bola.

Jika diibaratkan sebagai tim lawan, COVID-19 adalah tim dengan materi pemain hampir sepadan di setiap lini. Fisik dan stamina mereka baik, sehingga sangat cukup untuk menerapkan pressing ketat di setiap lini. Hal ini bisa kita lihat dengan apa yang terjadi sekarang, bukan hanya perihal kesehatan saja yang bergejolak akibat serangan virus ini, sistem ekonomi dan sistem sosial pun juga terkena imbasnya. Lalu apa yang dilakukan tim PTC-19 melawan tim yang menerapkan strategi extremly high pressing intensisty?

Dari informasi yang saya dapat ditambah penglihatan sekilas saya melalui Pusat Kendali dan Operasi (PUSDALOP) PTC-19 , Tim ini menggunakan taktik route one dengan tempo permainan yang cepat. Route one merupakan taktik yang dikenal dengan pola serangan langsung (direct attack) memanfatkan umpan panjang dari lini belakang. Taktik inilah yang digunakan PTC-19 untuk melawan pressing yang sangat ketat dari COVID-19. Focus Play diarahkan ke playmaker, sehingga playmaker-yang lebih sering melepaskan umpan terobosan. Selanjutnya tempo permainan dibuat cepat, agar tim PTC-19 tidak mudah kecolongan.

Mengenai formasi yang digunakan, berdasarkan bagan yang dibuat Pak Lurah Wahyudi Anggoro Hadi, saya menggambarkan tim PTC-19 menggunakan formasi 4-1-3-2. Lini paling belakang diisi oleh bagian kesekretariatan dan kebendaharaan sebagai sweeper goal keeper. Selain menjaga gawang, sweeper goal keeper juga berperan memberikan umpan terobosan ke penyerang, dengan peran tersebut maka serangan balik bisa dilakukan dari lini paling belakang.

Empat pemain bertahan di depan kiper diisi oleh bagian data dan informasi. Dua posisi bek tengah berperan sebagai Ball Playing Defender yang fokus mengurus data. Tugas pemain ini mengambil bola secepat mungkin dengan tekel agresifnya menggunakan platform sistem informasi yang dikembangkan. Kemudian dengan data-data yang dikumpulkan, dua bek ini dapat memberikan umpan terobosan jika diperlukan.

Dua bek lainnya yang berada di sisi kanan dan kiri lapangan berperan sebagai Full Back. Tugas pemain ini adalah mengolah data menjadi informasi yang kemudian dapat didistribusikan kepada pemain sayap di depannya. Walaupun tugas utama Full Back berada di belakang, namun jika dibutuhkan 2 bek ini siap membantu menyusun serangan. Bek sayap ini dibagi menjadi dua, satu sisi mengurus mitigasi klinis dan sisi lainnya mengurus mitigasi ekonomi.

Di depan pemain bertahan terdapat empat pemain tengah, dua di sayap kanan-kiri dan dua lainnya di tengah dengan salah satu pemain condong ke belakang. Sayap kanan dan kiri memiliki peran sebagai wide midfielder. Peran seorang wide mildfielder adalah fokus menyerang dan sesekali ikut bertahan jika dibutuhkan. Pemain dengan peran wide mildfielder biasa mempertahankan posisinya di sayap kanan maupun kiri, sehingga satu pemain sayap berfokus pada mitigasi klinis dan pemain sayap lainnya berfokus pada mitigasi ekonomi. Dengan hadirnya dua pemain sayap ini diharapkan umpan informasi dari Full back dapat diteruskan dengan baik.

Beralih ke dua pemain tengah lainnya, dua pemain ini memiliki peran berbeda yaitu Roaming Playmaker dan Anchor Man. Roaming Playmaker diisi pemain yang paling berpengalaman sekaligus kapten dari PTC-19, yaitu Pak Lurah Wahyudi Anggoro Hadi. Roaming Playmaker seringkali diibaratkan sebagai jantung permainan tim, karena tugasnya yang cukup kompleks. Selain bertugas menyusun serangan dan mengatur tempo, Roaming Playmaker juga bertugas meng-cover pertahanan dan mengambil bola dari lini belakang kemudian membawanya ke lini serang. Jika terdapat peluang mencetak gol, Roaming Playmaker juga akan melepaskan tembakan jarak jauh. Seperti yang disebutkan di atas focus play tim ini diletakkan pada playmaker sehingga pemain lain akan lebih sering mengumpan pada pemain ini.

Untuk membantu tugas berat Roaming Playmaker dibutuhkan tandem yaitu gelandang pengangkut air atau Anchor Man. Posisi pemain ini sedikit ke belakang diantara pemain tengah dan bek. Diisi oleh koordinator bagian data dan informasi. Selain menghubungkan pemain belakang dengan pemain tengah, Anchor Man merupakan tempat Roaming Playmaker berbagi bola atau bermain one-two. Selain itu, Roaming Playmaker memiliki mobilitas yang tinggi sehingga sering kali berpindah posisi. Pada kondisi tersebut Anchor Man memiliki peran vital untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan Roaming Playmaker.

Posisi ujung tombak PTC-19 berisi dua penyerang dengan peran sebagai Complete Forward dan Poacher. Di Panggungharjo sendiri terdapat Satgas Covid-19 per Pedukuhan. Satgas-satgas inilah yang mengisi peran Complete Forward. Sebagai ujung tombak serangan tugasnya cukup berat, maka seringkali pemain yang mengisi peran ini memiliki atribut lengkap baik fisik maupun teknis. Untuk membagi tugas berat tersebut, Complete Forward dibantu oleh Poacher yaitu para taruna muda yang tergabung dalam Karang Taruna Cahyaning Amerta. Mereka inilah yang sedari awal bertugas melakukan penyemprotan berkeliling Panggungharjo. Dan sebagai Poacher mereka siap digaris depan serangan.

Tentunya realitas yang terjadi lebih kompleks dari sekedar pertandingan bola, dan sangat sulit menggambarkan dengan hanya sepotong tulisan ini, apalagi saya bukanlah Gus Dur yang memiliki piasu analisis yang mendalam dalam memandang realitas menggunakan filosofi sepak bola. Satu hal yang perlu kita sadari bersama, bukan hanya PTC-19 yang melawan Koronavirus. Kita berada dalam satu tim yang sama dan garis perjuangan yang sama juga, hanya peran yang membedakan posisi kita. Mari kita saling mendukung dengan peran masing-masing, sehingga ada ucapan syukur yang bisa kita ucapkan bersama dipenghujung perjuangan nanti. (AMH)

Tentang Ahmad Mizdad Hudani

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X