Keagamaan

Sambut Hari Raya, Ratusan Lampu Sentir Hiasi Jalan Krapyak Wetan

pada

Krapyak Kulon (bantul.sorot.co) – Ada berbagai cara unik guna memeriahkan malam takbir menyambut kedatangan Hari Raya Idul Adha. Seperti yang dilakukan para santri Pondok Pesantren Al- Munawwir Krapyak, Desa Panggungharjo.

Pada malam takbir mereka memilih menyalakan ratusan lampu sentir yang dipajang di sepanjang Jalan Krapyak Wetan, tepatnya di sebelah timur Panggung Krapyak. Total ada 200 sentir yang mereka buat untuk menerangi jalan sepanjang 300 meter.

“Ini kegiatan santri Al- Munawwir. Alhamdulillah bisa istiqomah dan sudah berjalan 3 tahun lamanya,”terang Sidiq Cahya Nugraha selaku koordinator lapangan ponpes, Selasa (21/08/2018) malam.

Selain untuk menyemarakkan Hari Raya Idul Adha, kegiatan ini juga untuk melestarikan budaya yang ada. Tidak hanya itu saja, dengan mengusung tema Pray For Lombok, penyalaan ratusan lilin juga merupakan bentuk bela sungkawa kepada korban bencana gempa.

“Tahun kemarin kita mengambil tema Kampung Santri, kebetulan tahun ini ada musibah gempa Lombok maka kita mengusung tema Pray For Lombok ,” imbuhnya.

Untuk membuat ratusan lampu sentir ini, Sidiq dan teman-teman santri lainnya menggunakan botol bekas minuman, sumbu dan juga minyak tanah. Hanya butuh waktu tiga hari saja, 200 sentir berhasil dibuatnya.

Selain melibatkan santri pondok pesantren, kegiatan ini juga turut melibatkan partisipasi warga sekitar. Pasalnya untuk menambah suasana syahdu, selama sentir dinyalakan maka lampu jalan di area tersebut harus dimatikan.

Jalan yang dipasangi lampu sentir pun boleh dilalui oleh pejalan kaki atau kendaran. Bahkan masyarakat tampak antusias. Tak jarang mereka memanfaatkan momen tersebut dengan berfoto di bawah gapura yang menjadi pintu masuk jalan yang terpasang sentir.

“Kegiatan ini supaya antara santri dan warga bisa berbaur. Kita mematikan lampu sudah izin dengan masyarakat. Masak kita mondok disini belum bisa berbaur dengan masyarakat,” ucap Sidiq. (SEPDITA NUR)

Sumber: Artikel tahun 2018 bantul.sorot.co

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X