Keagamaan

Pengajian Seneng Takon #8, Mengulik Makna di Balik Kurban Idul Adha

pada

Geneng (Jurnalis Warga) – Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha. Peringatan ini merupakan peringatan terhadap pengorbanan Nabi Ibrahim As, yang mengorbankan putranya, yaitu Nabi Ismail. Namun oleh Allah Swt, Nabi Ismail diganti dengan seekor domba. Hingga saat ini, pengorbanan Nabi Ibrahim tersebut diteladani dengan cara berkurban berupa hewan ternak seperti onta, sapi, kerbau, domba, kambing, dan binatang ternak lainnya yang telah ditentukan.

Sejarah pengorbanan Nabi Ibrahim tersebut memiliki banyak makna dan manfaat bagi umat Islam. Untuk mengungkap hal tersebut, Pengajian Seneng Takon hadir kembali dengan tema “Qurban: Antara Syariat, Sehat, dan Nikmat.” Pengajian rutin bulanan tersebut diselenggarakan pada Jumat (19/07/2019) kemarin, di Musala Baitul Jannah,Pedukuhan Geneng, Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Berbeda dengan pengajian-pengajian sebelumnya, Pengajian Seneng Takon kali ini diawali dengan simaan Al-Qur’an bersama jama’ah Tasmi’ul Qur’an Desa Panggungharjo yang diasuh oleh Pengurus Ranting Cabang NU Desa Panggungharjo.

“Kali ini Pengajian Seneng Takon agendanya lengkap, ada simaan Al-Qur’an, sholawatan, dan juga pengajian. Apalagi temanya sangat menarik, sesuai dengan momentumnya.” ujar Budiantoro selaku ketua Pengajian Seneng Takon.

Mengenai temanya sendiri, pengajian ini mencoba menghadirkan perspektif-perspektif yang relatif baru.

“Perkara syariat tentu tidak hanya menjadi hukum semata, melainkan dibarengi dengan berbagai makna dan manfaat. Di Pengajian Seneng Takon kali ini, kita ingin membedah kurban dari berbagai sisi. Selain syariat, juga digali dari sisi kesehatan, dan tentu saja kenikmatan yang dihadirkan dengan berkurban. Ini perlu kita tahu agar berkurban tidak hanya berkurban, melainkan mengetahui maknanya.” ujar K.H. Ikhsanuddin, selaku penggagas acara tersebut sekaligus pembicara utama.

Disamping pembicara utama dan dimoderatori oleh Miko Cakcoy, Pengajian Seneng Takon selalu menghadirkan pembicara-pembicara yang berkompeten. Kali ini menghadirkan Pak Pong yang merupakan pemilik Sate Klatak Pak Pong dan Joko Waluyo, S.Pt., M.Si. selaku Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul.

Sebagaimana tradisi Pengajian Seneng Takon, kegiatan ekonomi dalam skala kecil juga disertakan, yaitu stand bazar. Panitia memberikan ruang bagi siapa saja untuk membuka stand bazar selama pengajian berlangsung. Selain itu, dimeriahkan juga dengan berbagai pertunjukan. Di antaranya adalah musik akustik Linda & Friends. (VIRUZ)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X