Lingkungan

Penelitian EDP Yogya Lintas Administratif

pada

Panggungharjo (EDP Yogya) – Desa Panggungharjo dan Bangunharjo Kab. Bantul merupakan dua desa dari 37 kelurahan dan desa yang akan mendapat penitipan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Setelah melakukan penitipan ember di dua kecamatan di Kota Yogyakarta pada 2016 lalu, EDP-Yogya kembali akan melakukan penitipan di wilayah yang lebih luas.

Penitipan ember tahap dua ini dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kab. Bantul. Secara geografis, dua wilayah administratif di Kab. Bantul masuk dalam wilayah penelitian karena terletak di dalam ringroad. Keduanya berpeluang mendapat titipan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia jika terpilih dalam pengacakan yang akan dilakukan akhir bulan ini. “Semua (37 kelurahan dan desa) dibagi menjadi 24, namun hanya 12 yang akan terpilih untuk dititipi ember,” jelas Bekti Dwi Andari, peneliti EDP-Yogya, sebelum penandatanganan kesepakatan di Kantor Desa Panggungharjo, Senin (9/1/2017).

Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., Apt, Kepala Desa Panggungharjo berharap warga empat dusun (Krapyak Wetan, Krapyak Kulon, Dongkelan dan Glugo) yang secara administratif terpilih sebagai calon wilayah penitipan ember mendukung penelitian ini. “Ini adalah kegiatan (penelitian) yang cukup strategis dalam rangka (mengurangi) demam berdarah,” ungkapnya di hadapan segenap undangan yang meliputi kepala dusun, pengurus Desa Siaga dan perwakilan dari Puskesmas Sewon 2. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa dibanding permasalahan kesehatan lainnya, demam berdarah termasuk yang paling sulit diatasi. “Sampai saat ini masih kita dengar kasus demam berdarah yang tak jarang berujung kematian,” ungkapnya penuh keprihatinan.

Di penghujung acara, seluruh undangan yang telah didaulat sebagai perwakilan warga ini bersepakat secara bulat untuk berpartisipasi dalam penelitian. Empat kepala dusun menandatangani lembar kesepakatan yang telah dijelaskan sebelumnya. Baik terpilih sebagai wilayah penitipan maupun tidak, kesepakatan ini sangat berperan dalam penelitian yang bermuara pada pengurangan kasus demam berdarah di wilayah yang rentan penularan.

Sumber: Artikel tahun 2017 eliminatedengue.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X