Lansia

Lansia Anggrek Bulan Kunjungi Makam HM. Soeharto Presiden RI Ke-2

pada

Ngireng-ireng (Jurnalis Warga Desa Panggungharjo) – “Simbah-simbah juga butuh jalan-jalan,” demikian kata Sri Amanati, Ketua Posyandu Lansia Anggrek Bulan. “Sehingga setiap tahunnya Posyandu Lansia Anggrek Bulan Pedukuhan Ngireng-ireng Desa Panggungharjo, selalu mengadakan rekreasi ke tempat wisata dan museum . Pada tahun sebelumnya pernah ke Museum Soeharto di Sedayu Bantul, juga pernah ke pantai Gua Cemara Bantul dengan menggunakan kereta mini” lanjutnya.

Pada tahun 2017, kali ini agenda kunjungan wisata Posyandu Lansia Anggrek Bulan yaitu ke Solo tepatnya mengunjungi Astana Giribangun Surakarta dan Keraton Surakarta.  Kegiatan ini dilaksanakan pada Ahad lalu (29/1/2017). Untuk peserta diwajibkan terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu lansia (simbah-simbah) Pedukuhan Ngireng-ireng yang meliputi tujuh RT yaitu Gedangan RT 01 dan 02, Karanggede RT 03, Nengahan RT 04, Saraban RT 05, Ngireng-ireng RT 06 dan Jomblang RT 07. Ditambah peserta dari pengurus posyandu lansia beserta keluarganya.

Sesuai dengan agenda yang direncanakan oleh pengurus Posyandu Lansia Anggrek Bulan acara dapat terlaksana dengan menggunakan transportasi dua bus pariwisata yang mengangkut 85 orang peserta. Kegiatan wisata ini dimulai pada pukul 07.00 WIB setelah setengah jam sebelumnya mereka berkumpul di timur Masjid Baitussalam Saraban, dan di mulai dengan berdoa bersama dipimpin oleh Sri Amanati. Selanjutnya, setelah melalui perjalanan selama hampir 4 jam, sampailah pada tujuan Astana Giribangun Surakarta. Sesampainya dilokasi ada dua orang simbah yang tidak mau ikut naik ke lokasi dengan alasan tidak enak badan.

Di Astana Giribangun Surakarta ini, dimakamkan Presiden RI ke-2, yaitu HM. Soeharto beserta istri, Tien Soeharto, juga kedua orang tua Tien Soeharto dan saudara-saudaranya.

Harapan dari pengurus Posyandu Lansia Anggrek Bulan mengapa di pilihnya tempat ini sebagai tujuan kunjungan wisata adalah pertama, supaya ada suasana lain tidak hanya ke obyek wisata atau tempat bersejarah yang ada di Bantul saja. Kedua, mengingatkan akan sejarah bahwa Indonesia pernah mempunyai presiden yang akrab disapa Pak Harto. Ketiga, ikut mendo’akan almarhum HM. Soeharto dan almarhumah Tien Soeharto beserta keluarganya yang telah meninggal dunia. Keempat, mengingat akan kematian bahwa suatu saat semua manusia  ada di dunia fana ini bakal mati, tidak peduli itu muda atau tua. Demikian penjelasan dari Sri Amanati.

Setelah acara pembacaan  tahlil dan foto bersama, cuaca tidak mendukung karena hujan deras mengguyur Astana Giribangun. Hal ini menyebabkan waktu tersita lumayan lama dikarenakan harus berteduh di lokasi tersebut.

Setelah Sholat Dhuhur rombongan akhirnya melanjutkan ke lokasi Kraton Surakarta. Tetapi lagi-lagi, cuaca kurang bersahabat siang itu di Kota Solo sehingga berakibat perjalanan terganggu dan sampai di lokasi Keraton Surakarta sudah tutup. Akhirnya, berdasarkan keputusan pengurus posyandu lansia acara dibebaskan dan diperbolehkan belanja di Pasar Klewer hingga pukul 16.00 WIB, karena kebetulan lokasi Pasar Klewer berdekatan dengan lokasi Kraton Surakarta.

Walaupun cuaca di Kota Solo diselimuti hujan deras, tetapi dapat terlihat jelas bahwa di raut muka simbah-simbah putri dan kakung, ada kebahagiaan yang dirasakan mereka. Mereka lelah, bahkan ada yang mabuk perjalanan, tetapi sesekali mereka bisa tertawa. Inilah yang menandakan bahwa simbah-simbahpun masih punya harapan hidup lebih lama lagi di dunia ini, dan masih ingin mengisi hari-hari mereka di sisa-sisa umur mereka.

Pada pukul  16.00 WIB, sesuai dengan agenda pengurus posyandu lansia, selanjutnya mereka pulang dari Kota Solo menuju Pedukuhan Ngireng-ireng Desa Panggungharjo sembari mendengarkan pengajian yang di putar oleh awak bus pariwisata yang mengantarkan simbah-simbah sampai Kota Yogyakarta. Pada pukul 19.00 WIB akhirnya rombongan Posyandu Lansia Anggrek Bulan sampai di Pedukuhan Ngireng-ireng dengan selamat.

Semoga kunjungan wisata tahun ini dapat berkesan di hati simbah kakung dan simbah putri. Selamat bermimpi indah, simbah-simbahku semua. Aamiin. (JUNAEDI)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X