Pagelaran

Nguri-Uri Dan Membangun Generasi Kesenian Kethoprak Di Kecamatan Sewon

pada

Sewon (Jurnalis Warga) – Ajang lomba kethoprak menjadi salah satu alternatif membangun generasi dan me“nguri-uri” budaya, salah satunya yaitu kesenian kethoprak di Desa Panggungharjo, dalam hal ini Festival Kethoprak Antar Desa se-Kecamatan Sewon yang dilaksanakan hari Jumat dan Sabtu, tanggal 20-21 Juli 2018 bertempat di Pendapa Kantor Kecamatan Sewon. Dari empat desa yang berada di lingkup Kecamatan Sewon hanya terdapat tiga desa yang berpartisipasi yaitu Desa Panggungharjo, Timbulharjo dan Pendowoharjo. Adapun untuk pelaksana kegiatannya sendiri yaitu dari Forum Komunikasi Kethoprak Bantul (FKKB) Kecamatan Sewon.

Menurut Sarjono Panggung, Ketua Kethoprak Panggung Budaya Desa Panggungharjo yang juga sekaligus merupakan panitia penyelenggara mengungkapkan bahwa kegiatan ini juga merupakan bentuk penjaringan anak-anak muda untuk dapat berkecimpung di dunia kesenian kethoprak serta pencarian bakat-bakat baru potensi kethoprak sehingga harapannya kedepan dapat mencetak pelaku kethoprak yang handal dan mumpuni.

Alhamdulillah, dalam festival ini kami dari Kethoprak Panggung Budaya mendapatkan apresiasi oleh Pemerintah Desa Panggungharjo untuk maju tampil lomba sebagai perwakilan Desa Panggungharjo.” ungkap Sarjono.

Menurutnya, apresiasi tersebut juga menjadi langkah awal forum kethoprak Desa Panggungharjo untuk dapat berjalan dengan baik setelah sekian lama kurun waktu tidak berkegiatan. Dukungan dari pengelola desa budaya Bumi Panggung dan pemerintah desa sendiri juga telah didapatkan, baik itu dukungan kegiatan pentas maupun pendanaan. Harapannya kethoprak dengan lingkup desa ini kedepannya dapat mewadahi bibit muda potensial untuk dapat terus eksis dan berkembang.

Kesenian kethoprak sendiri merupakan salah satu potensi seni budaya Desa Budaya yang dapat menguatkan atau mempertahankan Desa Panggungharjo sebagai Desa Budaya, sesuai Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 262/KEP/2016 tentang penetapan Desa Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. (Ant’S)

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X