Seni Budaya

Gladen Jemparingan Satriya Alit Suryastrawara Berlangsung Meriah

pada

Yogyakarta (Yogyapos.com) – Memperingati milad ke-49 Tiki, Suryastrawara LSBO PWM DIY menyelenggarakan gladen jemparingan, Minggu (1/9/2019), di Sasana Jemparingan Suryastrawara halaman belakang kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Jalan Gedongkuning No. 130 B, Yogyakarta.

Kegiatan ini diikuti oleh 20 paguyuban jemparingan atau 120 peserta, diantaranya yaitu dari Satriya Alit Suryastrawara, Langenprogo, Estoe Mijil, Langenastra, Hantu Maut, Suryabirawa, PPGA, SA PJP, Ha Na Ca Ra Ka, JCC, Janaka Surakarta, Parikesit, Sambisena, PJ Panggung Harjo, SA PJKM, Melati Langit dan beberapa sekolah yaitu SDN 4 Wates, SD Muh Miliran, SDIT UI, SD Kasihan dan SD Muh Sukonandi.

Kegiatan ini memperebutkan beberapa bebungah (hadiah) yang disediakan. Gladen ini dibuka oleh K.R.T. Akhir Lusono, S.Sn., M.M., dengan melepas anak jemparing didampingi oleh Krisbudiharjo dari Jemparingan Nusantara, Edy Prabowo dari Tiki, juga Dwi Ehwanto, S.Pd., M.Pd., serta Agus Susanto, S.Pd., M.Or., dari LSBO PWM DIY.

Paguyuban Jemparingan Suryastrawara didirikan pada Juli 2016, dan kini berkembang dengan pesat. Terbukti dengan banyaknya sekolah Muhammadiyah yang menjadikan kegiatan tersebut sebagai ekstrakurikuler di sekolah Muhammadiyah.

Bahkan kini, Paguyuban Jemparingan Suryastrawara memiliki anak paguyuban yakni Paguyuban Jemparingan Satriya Alit. Meruah dan bertumbuhnya kegiatan olahraga ini disambut baik oleh Muhammadiyah sebagai aset yang butuh dilestarikan dan juga dikembangkan.

Gladen ini sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak di era millenial.  Mereka bisa berolahraga dan juga bersilaturahmi serta saling mengenal antar paguyuban,” ujar Dwi Ehwanto di sela-sela acara.

Anak-anak dalam permainan tradisional sekaligus kegiatan olahraga ini bisa melatih konsentrasi, fokus serta tanggungjawab sehingga bisa membentuk karakter dan memiliki etos serta semangat belajar. (Wibaksodipuro)

Sumber: Artikel tahun 2019 www.yogyapos.com

Tentang Fajar Budi Aji

Hanya seorang yang beranjak tua dan terus mencoba untuk lebih dewasa tanpa menghilangkan rasa kekanak-kanakannya. "Urip Iku Urup" dan "Rasah Wedi Dirasani Karena Hidup Banyak Rasa" Dua motto andalan inilah yang dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X