Seni Budaya

Bumi Panggung Kembali Gelar Rapat Kerja

Oleh

pada

Gunungkidul (Media Panggungharjo) – Desa Panggungharjo telah diresmikan menjadi desa budaya pada tahun 2016. Guna mengelola desa budaya Panggungharjo, Lurah Desa Panggungharjo membentuk lembaga desa Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung”. Lembaga ini diresmikan pada tanggal 7 Agustus 2016 melalui Surat Keputusan Lurah Desa Panggungharjo Nomor 22 tahun 2016 tentang Pengangkatan Pengelola Desa Budaya Bumi Panggung Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

Setelah tiga tahun menjalankan tugas, Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung” memerlukan regenerasi. Berbeda dengan kepengurusan yang lama, kali ini Bumi Panggung mengajak lebih banyak pemuda untuk ikut bergabung dalam lembaga pengelola desa budaya ini.

Di tahun 2019 ini, Bumi Panggung kembali melaksanakan rapat kerja guna merencanakan kegiatan selama setahun ke depan. Rapat kerja Bumi Panggung yang baru dilaksanakan kedua kalinya ini, diselenggarakan di Penginapan Awandalu, Pantai Sundak, Gunungkidul selama 2 hari pada Sabtu – Minggu (16–17/3/2019) lalu.

Berkumpul di kantor Java & Co, Geneng, Panggungharjo, anggota Bumi Panggung bersama-sama berangkat menuju Pantai Sundak. Sesampainya di Penginapan Awandalu, sekitar hampir pukul lima sore, pembukaan rapat kerja Bumi Panggung dimulai. Pembukaan rapat kerja tersebut diawali dengan sambutan dari Hosni Bimo Wicaksono selaku Kasie Pelayanan Desa Panggungharjo sekaligus anggota Bumi Panggung.

Sambodo selaku Tim Monitoring Desa Budaya dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang turut serta hadir dalam pembukaan Rapat Kerja Bumi Panggung tersebut juga berkesempatan memberikan sambutan serta pengarahannya. Pada kesempatan tersebut, Sambodo memberikan motivasi kepada Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung” untuk terus semangat dan meningkatkan pengelolaan kebudayaan di Desa Panggungharjo.

“Program harus punya keunikan dari yang lain, harus bermanfaat, serta menyejahterakan masyarakat.” tuturnya.

Sambodo juga memberi arahan kepada Pengelola Desa Budaya “Bumi Panggung”  agar dapat menghadirkan nuansa budaya di publik, sehingga tidak hanya mengurusi event semata.

Seusai istirahat, sholat, dan makan malam, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu rapat kerja. Dipimpin oleh Fairuzul Mumtaz, selaku Ketua Bumi Panggung yang menjabat sejak tahun 2016, anggota Bumi Panggung terlebih dahulu diminta menuliskan harapan serta misinya di Bumi Panggung. Setelahnya, ditentukan pula susunan kepengurusan Bumi Panggung yang baru.

Meskipun cuaca pada malam tersebut sedang hujan, Lurah Desa Panggungharjo yaitu Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm., Apt. bersama Eko Pambudi selaku Ketua BUMDes Panggung Lestari, turut menyusul untuk hadir dan bergabung di tengah-tengah diskusi.

“Ukuran keberhasilan desa budaya adalah adanya kebudayaan yang tampak dalam keseharian masyarakat.” tutur Wahyudi saat diminta memberikan pengarahan.

“Bagaimana hubungan dengan teman, dengan orang tua, bisa dibangun dengan bahasa ibu yang diperoleh dari keluarga.” tambahnya.

Setelah ide dan gagasan peserta raker tercerahkan oleh arahan yang diberikan Lurah Desa, merekapun kembali antusias berdiskusi. Masing-masing anggota dari Bumi Panggung juga telah menyiapkan rancangan proposal guna membuat konsep agenda kegiatan yang akan diselenggarakan di tahun 2019.

Rancangan proposal tersebut kemudian dipresentasikan di depan forum agar ditanggapi oleh anggota yang lain serta pendamping desa budaya yaitu Anto Sukanto. Diskusi kemudian diakhiri sekitar pukul setengah dua dini hari. (Fif)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X