Kebencanaan

Api Di Halaman Balai Desa Panggungharjo Berhasil Dipadamkan

Oleh

pada

Panggungharjo (Media Panggungharjo) – Kecil jadi kawan, besar jadi lawan. Kalimat tersebut sering digunakan untuk menjuluki api dan air. Ya, jika kecil, api dimanfaatkan oleh manusia untuk memasak dan sebagainya. Akan tetapi, jika dalam jumlah besar akan membawa bencana.

Bencana kebakaran biasanya terjadi karena kelalaian manusia. Meskipun sudah diupayakan berhati-hati, sebaiknya tetap waspada dan bersiaga jika saja bencana kebakaran terjadi. Antisipasi bencana kebakaran di masyarakat sangatlah diperlukan. Sehingga apabila terdapat bencana kebakaran sewaktu-waktu, masyarakat sudah siap tanggap untuk memadamkannya. Salah satu upaya dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran yakni memberikan bekal siaga bencana.

Selasa hingga Rabu (14-15/05/2019) lalu, di Balai Desa Panggungharjo sendiri telah diselenggarakan pelatihan kesiap siagaan bencana. Peserta pelatihan ini antara lain perangkat Desa Panggungharjo, dukuh di Desa Panggungharjo, dan beberapa warga Desa Panggungharjo. Pelatihan ini diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul dengan materi teori serta praktik. Pada hari pertama, materi teori disampaikan kepada peserta terlebih dahulu dengan harapan ketika praktik nanti peserta tidak terlalu bingung.

Pada hari kedua, materi teori yang belum tersampaikan sebelumnya disampaikan di pagi hari. Setelah waktu istirahat pertengahan hari, praktik penanggulangan bencana kebakaran pun dilaksanakan. Para peserta melaksanakan beberapa praktik lapangan didampingi serta diarahkan oleh pemateri dari BPBD Bantul.

Praktik pertama yakni praktik mematikan api ketika tabung gas LPG terbakar. Selanjutnya, peserta melakukan praktik memadamkan api menggunakan selimut basah. Cara ini ini digunakan jika area kebakaran tidak terlalu luas.

Selimut dicelupkan ke air terlebih dahulu sehingga basah seluruhnya, dan digunakan untuk menutup api hingga padam dengan sendirinya. Jika belum padam seluruhnya, api kembali ditutup dengan selimut basah yang lain. Setelah padam, selimut tersebut segera diambil dengan cara ditarik agar asap tidak langsung mengenai wajah.

Selain menggunakan selimut basah, peserta pelatihan juga mempraktikkan cara memadamkan api menggunakan pasir dan dedaunan basah. Pasir dapat disiramkan ke area kebakaran, sedangkan dedaunan basah beserta rantingnya dipukulkan ke api hingga padam. Praktik pemadaman kebakaran yang terakhir, yakni menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). APAR ini merupakan alat pemadam portable yang disemprotkan ke api searah dengan arah angin.

Para peserta pelatihan tersebut nampaknya sangat antusias dalam melaksanakan praktik. Materi pendidikan dasar kebencanaan ini dirasa sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari guna memberikan bekal dalam menanggulangi bencana, khususnya kebakaran. (fif)

Tentang nurafifah

Baca Juga

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

X